Musda IV DPD Hidayatullah Gorontalo Berlangsung Khidmat

Musyawarah Daerah (Musda)  IV Hidayatullah Provisi Gorontalo yang digelar di Kota Gorontalo diikuti oleh seluaruh Pengurus Daerah demisioner dan yang tertunjuk berlangsuang dengan penuh khidmat, Rabu, 20 Januari 2016.

Ketua Dewan Pengurus Wilayah Hidayatullah Gorontalo Ust Abu Bakar Muis dalam pembukaan acara menitipkan amanah Pimpinan Umum dalam acara pertanggunag jawaban yayasan di Gunung Tembak bahwa dalam menghadapai tantangan global internasional, progress dakwah kita hari ini harus diperkuat.

"Hubungan dengan pemerintah tidak perlu terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Terlalu dekat ada fitnah karena ada dengki, terlalu jauh ada orang atau setan yang memprovokasi. Maka harus menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan pemerintah. Kita memerlukan pemerintah untuk memberikan ruang dakwah agar lebih leluasa dan pemerintah memerluakan kita untuk menjadi keutuhan NKRI," kata Abu Bakar.

Itu kata Bahar adalah pengamalan dari umatan washathan atau umat pertengahan atau tidak ekstrim ke kanan atai ke kiri.

"Kita harus mengantar umat mencapai pemahaman dan mendambakan Islam. Jangan mudah dibenturkan, diprovokasi oleh orang lain untuk melawan pemerintah," imbuh Abu Bakar.

Beliau menerangkan bahwa berdakwah harus berefek politik, artinya dakwah harus menjadikan posisi kita kuat bargainingnya sehingga diperhitungkan oleh semua kekuatan politik yang ada. Itu artinya berpengaruh.

"Jual atau sampaikan bahwa Hidayatullah konsisten dan terbukti memberikan konstribusi dalam menujaga NKRI di perbatasan, ini waktunya mengatakan bahwa Hidayatullah ini sudah dan terus memberikan bukti dakwah nyata di masyarakat terutama di perbatasan," pesan beliau.

Dia menegaskan, jangan sungkan sungkan, malu atau ragu untuk menawarkan program Hidayatullah.

"Gerakan harus dilakukan. Karena orang lain yang sederhana jualannya direspon oleh pemerintah dengan baik," imbuhnya.

Abu Bakar mengingatkan tentang urgensi membuat halaqoh Al Qur’an atau halaqohnya berkarakter Qur’an untuk memberikan sibghoh kepada masyarakat.

Beliau juga mengingatkan pentingnya membuat alamat-alamat majelis taklim al Qur’an dimana – mana, dengan dengan mendirikan wisma, rumah, pondok, sekolah sekolah al Qur’an sehingga masyarakat mudah untuk bisa belajar al Qur’an dan merasakan mukjizatnya.

"Mari mendekatkan umat dengan al Qur’an menjaga konunikasi dengan semua orang. Jangan terperangkap dengan jebakan atau provokasi orang orang. Tidak berisik dengan orang lain atau organaisasi lain. Apa lagi dengan teman sendiri, amal usaha atau antar yayasan sendiri. Itu menguras energi dan menghambat kemajuan lembaga. Biasakan khusnudzan dengan saudara seiman dan seperjuangan," ungkapnya.

Lebih baik mengkritisi diri sendiri tentang apa yang terlah kita berikan atau kontribusi kita untuk mensukseskan program lembaga, mau tugas kemana lagi. Sehingga tidak membuat orang lain tersingung atau terhindar dari benturan.

Harus bersabar dengan SABAR YANG INDAH dalam menghadapi masalah. Sebagai pemimpin atau pengurus tidak boleh suka MERAJUK  kepada siapa saja. Sebab kalau sudah merajuk, buntu komunikasi dan tersekakat hati. Ini nasehat untuk semua pemimpin, pengurus dan jama’ah Hidayatullah.

Lanjut PW Gorontalo, Hidayatullah Gorontalo seharusnya mengedepankan manajemen, karena kehadiran DPW, DPD, atau yayasan yayasan itu untuk mendukung kesuksesan organisasi.

Sementera itu, kata dia, secara personal dan institusional kita harus membiasakan intuk infak dan infak. Apa artinya perkembangan daerah kalau tidak bisa memberikan kontribusi bagi kebesaran lembaga tercinta ini, tegas dia.

"Perlu manajemen yang terkoneksi ke semua pihak dan lini. Masjid harus menjadi pusat manajeman yang memberikan inspirasi bagi pengelolaan di semua amal usaha. Olehnya rotasi dalam organisasi ini perlu sebagai penyegaran pemahaman kader dalam memikul amanah jihad, niat perlu diperbaharui dan diperkuat," tukasnya.

"Kalau ada yang beralasan tidak ingin dimutasi karena ini dan itu, seharusnya saya lebih beralasan," tegas ketua DPW Hidayatullah ini.

"Mengapa, karena saya dua isteri anak banyak, saya dosen tetap isteri sertifikasi. Namun semua itu hanya penunjang saja dalam perjuangan tapi ketika amanah itu diberikan dan saya harus pindah, maka sami’na waato’na. Hanya keataanlah yang bisa di persembahkan seorang kader dalam perjuangan ini. Semoga dan mudah-mudahan mudahan apa yang kita lakukan di tempat tugas menjadi amal jariyah dan penolong di yaumil qiyamah Insya Allah," pungkasnya.